Mengatur Jadwal Jam Makan Ternyata Bisa Mengurangi Resiko Gula Darah, Tekanan Darah dan Kolestrol
Saat ini gula darah, tekanan darah dan kolesterol masih menjadi penyakit yang banyak dialami masyarakat di Indonesia. Dan Bahkan di beberapa negara Ketiga penyakit tersebut menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pertama pada wanita dan pria.
Gula Darah Tinggi
Kadar gula darah yang tinggi secara terus-menerus bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan saraf. Orang dengan gula darah tinggi berisiko terkena penyakit diabetes. Gula darah tinggi perlu diperhatikan karena banyak penderitanya yang tidak menyadari gejala penyakitnya.
Batasan gula darah normal untuk orang dewasa biasanya ada pada kisaran 100 mg/dL atau kurang dari 140 mg/dL setelah makan. Sementara, kadar gula darah dapat dikatakan tinggi (hiperglikemia) yaitu ketika nilai gula darah puasa (sebelum makan) lebih dari 125 mg/dL dan lebih dari 180 mg/dL setelah makan.
Tekanan Darah Tinggi / Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. Kondisi ini sering disebut The Silent Killer karena sering muncul tanpa ada keluhan.
Kolesterol TInggi
Kolesterol merupakan senyawa lemak yang diproduksi oleh berbagai sel dalam tubuh. Dan, sekitar seperempat kolesterol yang dihasilkan dalam tubuh diproduksi oleh sel-sel hati. Pada dasarnya, tubuh membutuhkan kolesterol untuk tetap sehat. Namun, tingkat kolesterol tinggi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan buruknya sirkulasi darah.
Cara menurunkan gula darah hingga kolesterol tinggi
Ada banyak cara untuk mengurangi risiko penyakit koroner. Misalnya dengan menjaga kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol tetap normal. Secara khusus, cara menurunkan faktor risiko gula darah, tekanan darah, dan kolesterol dapat secara signifikan menurunkan risiko penyakit jantung. Sebab kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol sangat penting untuk kesehatan jantung.
Mempertahankan tekanan darah yang sehat dan kadar kolesterol yang rendah adalah dua cara populer untuk menurunkan risiko penyakit jantung dan kondisi kardiovaskular lainnya. Begitupun dengan gula darah. Cara menurunkan kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol ini bisa dilakukan dengan olahraga teratur dan konsumsi makanan berbasis makanan utuh, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, lemak sehat, dan protein tanpa lemak.
Jadwal makan yang turunkan gula darah hingga kolesterol
Dilansir dari BestLife, terdapat cara untuk menurunkan kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol dalam satu waktu sekaligus. Dua studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism menemukan bahwa makan selama 10 jam dapat membantu menurunkan gula darah, tekanan darah, dan kadar kolesterol.
Mereka yang makan dengan jeda 10 jam akan menunda sarapan selama kurang lebih satu hingga dua jam dan mengkonsumsi makan malam satu hingga dua jam lebih awal. Jadi, apabila makan pagi pada jam 9.00 pagi, makan malam dilakukan sebelum jam 7.00 malam. Peneliti menentukan bahwa responden tersebut mengalami peningkatan kesehatan kardiometabolik mulai dari gula darah hingga kolesterol, terutama bagi individu yang memiliki risiko.
Telat makan meningkatkan kemungkinan orang merasa kelaparan. Orang yang terlambat sarapan juga tampak memilki peningkatan keinginan untuk mengasup makanan bertepung dan asin serta daging, susu, dan sayur. Ada indikasi telat makan meningkatkan kecenderungan menumpuknya sel lemak baru. Peluang untuk membakar lemak juga menurun.
Orang yang telat makan membakar sekitar 60 kalori lebih sedikit daripada orang yang makan lebih awal setiap harinya. Meskipun demikian, Peterson mengatakan itu setara dengan makan setengah apel ekstra sehari. Jadi, itu bukan perubahan yang besar.
Manfaat jadwal makan 10 jam
Selain terbukti mampu menurunkan kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol, makan dengan jeda 10 jam juga dapat membantu menurunkan berat badan. Para peneliti mengaitkan manfaat ini dengan pengamatan bahwa makan terlambat meningkatkan rasa lapar, penurunan serum leptin 24 jam (hormon protein yang membantu orang merasa kenyang), dan penurunan pengeluaran energi.
Masih dilansir dari sumber yang sama, Profesor ilmu gizi di University of Alabama di Birmingham Courtney Peterson mengatakan, jeda makan selama 10 jam itu tidak memiliki efek samping. Sebaliknya, mereka mencatat peningkatan kualitas hidup setelah melakukan pembatasan waktu dengan jadwal makan tertentu.
Baca Juga :