Tanggapan Dirjen Udara Soal tiket Pesawat Mahal, Jokowi Kaget!
JATENGLIVE.com - Fenomena tingginya harga tiket di Indonesia, menjadi pembicaraan yang tidak ada ujungnya. Namun anehnya walaupun tingginya harga tiket pesawat menjadi perbincangan masyarakat luas, pihak penerbangan menganggap biasa saja. Beberapa perusahaan penerbangan, membuat kebijakan baru, yakni memberlakukan bagasi berbayar. Semua itu tentu sangat memberatkan bagi masyarakat yang melakukan mobilisasi menggunakan kendaraan udara ini.
Sampai pak Jokowi sempat merasa kaget dengan harga tiket maskapai penerbangan nasional mengalami kenaikan yang tinggi. Kekagetan Presiden tentang tingginya harga tiket pesawat itu disampaikan nya dihadapan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dalam acara Gala Dinner 50 Tahun PHRI dihotel Sahid Jakarta. Melihat kondisi itu, Jokowi pun akan memanggil Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati untuk meminta kejelasan terkait harga bahan bakar (avtur), dimana saat ini terjadi tindakan monopoli.
Karena monopoli, harga jadi tidak kompetitif. Harga avtur terpaut kurang lebih 30 persen, Pemerintah pun melakukan hitung-hitungan. Selisih harga avtur di dalam negeri dan internasional yang terpaut jauh, harus dibenahi agar tercipta daya saing yang sehat dan akhirnya harga tiket maskapai menjadi kompetitif seperti kebijakan-kebijakan sebelumnya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan jika nantinya Pertamina tidak bisa menyesuaikan harga avtur di dalam negeri seperti harga internasional, maka akan diberikan izin perusahaan lain untuk dapat menjual avtur di Indonesia. Banyak kalau yang mau (perusahaan jual avtur), nganterilah, saya pastikan ngantri ucap Jokowi. Melalui acun Twitternya Rizal Ramli mengatakan Seseorang sering terkaget kaget karena tidak biasa memperkirakan apa yang terjadi (melakukan simulasi) dan/atau sistim disekelilingnya Asal Bapak Senang (ABS) jadi gampang gaget. Kata Rizal dalam kicau twitter nya.
Memang seminggu setelah Presiden mengeluarkan ancamannya kepada pihak Pertamina, Pertamina langusung menurunkan harga jual avtur sesuai dengan standart internasional. Akan tetapi walaupun harga avtur telah turun namun maskapai penerbangan tanah air tetap mempertahankan harga tiket yang telah sempat naik.
Tingginya harga tiket pesawat dalam negeri, sempat membuat heboh, dimana masyarakat Provinsi Nangru Aceh Darussalam (NAD), beramai ramai mengurus Pasport hanya untuk terbang ke Jakarta. Pada hal Jakarta adalah ibukota Republik Indonesia.
Karena menurut mereka harga tiket maskapai penerbangan luar negeri lebih murah dari harga tiket maskapai penerbangan dalam negeri. Pasport mereka gunakan untuk kelengkapan administrasi keluar negeri. Karena biayanya lebih murah melalui transit Malaysia lalu ke Jakarta, ketimbang dari Bandar udara (Bandara) Sultan Iskandar Muda ke Jakarta atau Kuala Namu Medan ke Jakarta
Kementrian Perhubungan menilai ada sejumlah sebab hingga kini harga tiket pesawat masih mahal. Direktur Jendral Perhubungan Udara (Dirjen) Kemenhub Polana B Pramesti mengatakan, saat ini sedang terjadi fase musim low season. Ini biasanya terjadi dari Januari dan Februari. Oleh karena itu banyak maskapai penerbangan yang memanfaatkan dan memaksimalkan tarif tiket pesawat sesuai tarif batas atas. Lalu, jika tingginya harga tiket maskapai penerbangan dalam negeri adalah hal yang biasa, tentu tidak membuat Presiden Jokowi terkaget kaget, ketika mengetahui harga tiket maskapai penerbangan dalam negeri mengalami kenaikan yang signifikan.
Berarti apa yang disampaikan oleh Dirjen Kemenhub, bertentangan dengan apa yang diterima oleh Presiden Jokowi. Sampai sampai Jokowi mengeluarkan ancamannya terhadap Pertamina. Berarti selama ini Jokowi hanya menerima laporan yang sifatnya ABS dan tidak dengan data valid seluruhnya.
Tentu bagi Presiden dan masyarakat mengenai tingginya harga tiket pesawat adalah hal yang luar biasa, sehingga Presiden begitu menerima laporan tentang tingginya harga tiket pesawat dari Ketua PHRI merasa terkaget kaget.
Dan ironisnya, kenaikan harga tiket pesawat itu bukan saja berdampak terhadap prekonomian masyarakat, tapi juga berdampak terhadap prekonomian nasional Negara.
Akibat dari tingginya harga tiket pesawat maskapai penerbangan dalam negeri, tentu mempengaruhi terhadap kunjungan wisatawan local/dalam negeri ketempat tempat daerah wisata yang ada di Indonesia. Dan hal itu tentu dampaknya bermuaral pula terhadap sepinya hunian hotel dan restoran didaerah daerah parawisata ditanah air. Untuk itu Presiden dihimbau untuk lebih tegas memberikan teguran kepada bawahannya yang memberikan laporan apa yang sedang terjadi ditanah air, yang hanya memberikan laporan bersipat ABS tadi.
Jika laporan yang disampaikan kepada Presiden sesuai dengan fakta yang terjadi dilapangan,, tentu Jokowi tidak akan merasa kaget begitu menerima laporan dari Ketua PHRI tentang tingginya harga tiket maskapai penerbangan dalam negeri. Berarti ada yang tidak beres dari pekerjaan bawahan Presiden. Dan ini perlu untuk dibenahi dan menjadi perhatian Presiden. Semoga!.
Artikel ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Soal Tiket Pesawat Mahal Presiden Kaget Dirjen Perhubungan Udara Bilang Biasa"
https://www.kompasiana.com/wisnuandangjaya/5c77732912ae943a7851ca26/soal-tiket-pesawat-mahal-presiden-kaget-dirjen-perhubungan-udara-bilang-biasa
- Penulis : Wisnu AJ
- Source : Kompasiana
Baca Juga :