Warung Konco Ndeso Yogyakarta Bernuansa Jawa Klasik
JATENGLIVE.COM, SLEMAN - "Sugeng rawuh... Monggo pinarak," begitu sapaan pegawai saat Tribunjogja.com melangkahkan kaki ke ambang pintu Warung Konco Ndeso.
Sapaan tersebut begitu akrab, seperti sapaan yang diberikan oleh warga di pedesaan.
"Kita memang ingin memunculkan suasana seperti di rumah sendiri," papar Stevanus, pemilik dari warung konco ndeso.
Walau belum lama dibuka, restoran yang berada di Jalan Magelang km 6.8 (utara Terminal Jombor) ini sudah berhasil menarik perhatian banyak orang. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah kunjungan yang selalu meningkat.
Sesuai dengan konsep yang disuguhkan, menu makanan yang ada di warung konco ndeso ini pun mengusung unsur Jawa Klasik rumahan.
Menu andalan dari warung ini adalah berbagai macam jenis sayur khas rumahan Jawa. Antara lain oseng tempe, tumis daun pepaya, sayur sop, dan sebagainya. Nasinya pun bisa memilih antara nasi merah atau nasi putih biasa.
Tak lupa hadir pula ayam goreng kampung, ikan nila, telur dadar, serta berbagai jenis makanan lain sebagai lauk. Termasuk pisang goreng.
Meskipun tampaknya menu-menu yang ada memiliki kemiripan dengan warung-warung sejenis, Stevanus menekankan ada perbedaan pada proses pembuatannya.
"Kita tidak menggunakan MSG sama sekali untuk semua makanan. Lauk-pauknya pun kita buat langsung setelah diambil, bukan dari bahan beku," jelas pria berkacamata ini.
Begitu juga dengan lauk-pauknya. Telur dasarnya pun berwarna cerah, menunjukkan minyak goreng yang digunakan masih tergolong baru.
Sementara di bagian minuman, ada menu spesial berupa Es Cincau yang segar. Selain itu ada pula berbagai jenis wedangan, teh dan kopi tubruk.
Stevanus pun mengaku mengambil kebijakan terbilang nekat soal harga makanan yang disediakan. Ia menetapkan harga Rp12 ribu rupiah untuk seporsi nasi dan sayurnya. Ada 6 jenis sayur yang bisa diambil dengan harga tersebut
"Dengan harga segitu pengunjung masih boleh menambah lagi tanpa dibatasi," jelas Stevanus.
Sementara itu dari sisi tempat, warung konco ndeso memiliki dua bangunan utama. Bagian depan, yang disebut hall oleh Stevanus, digunakan untuk pengunjung reguler.
Sementara di bagian dalam yang dinamai Pendopo, bisa dipesan untuk berbagai kegiatan seperti pernikahan atau pertemuan biasa.
"Pendopo bisa memuat lebih dari 150 orang," ujar Stevanus.
Desain bangunannya pun sebagian besar menggunakan material kayu, dengan ukiran serta lampu gantung beraksen Jawa.
Meskipun berada di pinggir jalan, suasana bising justru tidak begitu terasa saat di dalam. Bahkan bisa dikatakan sangat tenang. Area parkirnya pun bisa dibilang sangat luas.
“Kita bisa menampung 10 bus dan lebih dari 60 mobil,” jelas Stevanus.
Penerapan gaya Jawa klasik rumahan diterapkan hingga peralatan makan. Antara lain gelas dan piring yang terbuat dari bahan kaleng dengan motif-motif bunga.
"Ini memang visi-misinya kita yaitu membuat pengunjung serasa di rumah sendiri sambil bernostalgia dengan berbagai jenis makanan yang ada," papar Stevanus.
Tidak sulit untuk mencapai warung konco ndeso Posisinya persis di sebelah kiri jalan, dekat dengan bagian ujung dari jembatan layang Jombor di sisi utara.
Warung Konco Ndeso dibuka setiap harinya pukul 10.00 hingga 23.00 WIB.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Menu Jawa Klasik Nan Sehat di Warung Konco Ndeso Yogyakarta, http://jogja.tribunnews.com/2018/04/27/menu-jawa-klasik-nan-sehat-di-warung-konco-ndeso-yogyakarta?page=all.
Baca Juga :