14 Agustus : Hari Pramuka Nasional
Kepramukaan, juga dikenal sebagai Gerakan Pramuka, adalah gerakan pemuda sedunia yang menggunakan metode Pramuka, sebuah program pendidikan informal dengan penekanan pada kegiatan luar ruangan praktis, termasuk berkemah, kerajinan kayu, olahraga air, hiking, backpacking, dan olahraga. Ciri gerakan lain yang diakui secara luas adalah seragam Pramuka, dengan niat menyembunyikan semua perbedaan status sosial di suatu negara dan mendorong kesetaraan, dengan syal dan topi kampanye atau penutup kepala yang sebanding. Lambang seragam yang khas termasuk fleur-de-lis dan trefoil, serta lencana prestasi dan tambalan lainnya.
Pada tahun 1907, Robert Baden-Powell seorang Letnan Jenderal Angkatan Darat Inggris mengadakan perkemahan Pramuka di Pulau Brownsea di Inggris. Baden-Powell menulis Scouting for Boys (London, 1908), sebagian berdasarkan buku-buku militernya sebelumnya. Gerakan Pramuka dari Pramuka dan Pramuka telah mapan pada dekade pertama abad kedua puluh. Belakangan, program untuk anak-anak yang lebih kecil, seperti Wolf Cubs (1916), sekarang Cubs, dan untuk remaja yang lebih tua, seperti Rovers (1918), diadopsi oleh beberapa organisasi Pramuka. Pada tahun 1910, Baden-Powell membentuk Girl Guides, untuk anak perempuan di Inggris Raya yang menyebar secara internasional sebagai Girl Guides dan mencakup program usia (Brownie Guide, Girl Guide dan Girl Scout, Ranger Guide).
Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia
Di Indonesia, gerakan kepanduan muncul sejak masa penjajahan Belanda, tepatnya pada 1912. Kala itu, Belanda memiliki gerakan kepanduan yang bernama Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO). Tahun 1914, gerakan kepanduan tersebut akhirnya terpisah dari NPO dan berdiri sendiri dengan nama Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) alias Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda.
Pada tahun 1916, Mangkunegara VII, pemimpin Keraton Solo yang membentuk Javaansche Padvinders Organisatie Setelah itu muncul organisasi kepanduan berbasis agama, kesukuan dan lainnya. Antara lain Padvinder Muhammadiyah (Hizbul Wathan), Nationale Padvinderij, Syarikat Islam Afdeling Pandu, Kepanduan Bangsa Indonesia, Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie, Pandu Indonesia, Padvinders Organisatie Pasundan, Pandu Kesultanan, El-Hilaal, Pandu Ansor, Al Wathoni, Tri Darma (Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia, dan Kepanduan Masehi Indonesia.
Gerakan Pramuka kemudian mulai aktif tahun 1928, tepatnya tanggal 28 Oktober 1928 dengan adanya kongres pemuda yang akhirnya mencetuskan Sumpah Pemuda. Tahun 1941 di Yogyakarta berlangsung All Indonesian Jamboree atau “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem.”
Setelah Indonesia merdeka, terbentuklah Pandu Rakyat Indonesia d i Solo tanggal 28 Desember 1945 dan menjadi satu - satunya organisasi kenpanduan di Indonesia melalui Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Surakarta.
Namun pandu Rakyat dilarang berdiri di daerah - daerah kekuasaan Belanda ketika Belanda kembalik mengadakan agresi militer pada 1948. Oleh karena itu munculnya organisasi lain, seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM). Sejak saat itu Kepanduan Indonesia kemudian terpecah menjadi 100 organisasi yang tergabung dalam Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo).
Tahun 1959 Presiden Soekarno bersama Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang saat itu merupakan Pandu Agung, menggagas peleburuan berbagai organisasi kepanduan dalam satu wadah. Gagasan tersebut muncul ketika Presiden Soekarno mengunjungi Perkemahan Besar Persatuan Kepanduan Putri Indonesia di Desa Semanggi, Ciputat, Tangerang, pada awal Oktober 1959. Kemudia Presiden Soekarno membubarkan semua organisasi kepanduan di Indonesua dan meleburnya menjadi Gerakan Pramuka dengan lambang tunas kelapa.
Nama Pramuka diresmikan pada 9 Maret 1961 dan kemudian menjadi Hari Tunas Gerakan Pramuka. 20 Mei 1961 diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka dan momen tersebut dikenal sebagai Hari Permulaan Tahun Kerja. Pada 20 Juli 1961, para wakil organisasi kepanduan Indonesia mengeluarkan pernyataan di Istana Olahraga Senayan, untuk meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka. Sehingga disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.
Hari Pramuka Nasional ditetapkan pada berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961. Bersamaan dengan itu, Presiden Soekarno juga melantik Majelis Pimpinan Nasional (Mapinas) Kwartir Nasional (Kwarnas) dan Kwartir Nasional Harian (Kwarnari). Ditetapkannya sebagai Hari Pramuka Nasional karena secara resmi Gerakan Pramuka diperkenalkan secara umum di Istana Negara pada 14 Agustus 1961.
Baca Juga :