Apakah Latiao Berbahaya? Ini Penjelasan dan Alasan Populer di Indonesia
Belum lama ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi melarang peredaran latiao di Indonesia. Keputusan ini diambil setelah muncul laporan keracunan makanan yang diduga disebabkan oleh cemilan asal China ini. Beberapa kasus terjadi di berbagai wilayah, termasuk Lampung, Sukabumi, Tangerang Selatan, dan Bandung, yang memunculkan kekhawatiran akan keamanan produk ini. Salah satu temuan yang memicu pelarangan adalah adanya kontaminasi bakteri Bacillus cereus dalam produk latiao yang bisa menyebabkan keracunan makanan.
Apa Itu Latiao?
Latiao adalah camilan pedas asal China yang terbuat dari gluten gandum yang dikukus, dibumbui dengan cabai dan rempah-rempah, lalu dikeringkan hingga teksturnya kenyal. Produk ini biasanya berbentuk panjang atau bulat, dengan warna merah yang menggoda, dan sering kali dikemas dalam plastik transparan. Sejak muncul di pasaran Indonesia, latiao berhasil menarik perhatian banyak orang karena cita rasanya yang pedas dan sensasi kenyalnya yang unik.
Mengapa Latiao Digemari Banyak Orang di Indonesia?
Meskipun berasal dari China, latiao mendapat tempat khusus di hati para pecinta cemilan pedas di Indonesia. Berikut beberapa alasan yang membuat camilan ini begitu digemari:
-
Rasa yang Pedas: Budaya kuliner di Indonesia dikenal dengan selera pedas yang kuat. Latiao menawarkan sensasi pedas khas yang memenuhi selera banyak orang Indonesia. Bagi yang menyukai cabai dan makanan berempah, latiao memberikan kepuasan tersendiri dengan tingkat kepedasan yang menggugah selera.
-
Tekstur Kenyal yang Unik: Tekstur kenyal dari gluten gandum yang menjadi bahan utama latiao membuat camilan ini berbeda dari kebanyakan camilan renyah yang ada di pasaran. Tekstur ini menambah kenikmatan saat dikonsumsi, sehingga memberikan pengalaman yang berbeda bagi konsumen.
-
Pengaruh Media Sosial: Popularitas latiao juga didorong oleh peran media sosial. Banyak pengguna media sosial, terutama generasi muda, yang tertarik mencoba makanan unik atau ‘eksotis’ seperti latiao, yang tidak biasa ditemukan di pasaran. Rekomendasi dari selebgram, youtuber, atau influencer lainnya turut mempengaruhi ketertarikan masyarakat untuk mencoba camilan ini.
-
Harga Terjangkau dan Mudah Didapat: Sebelum pelarangan oleh BPOM, latiao cukup mudah ditemukan di berbagai toko online dan swalayan dengan harga yang relatif terjangkau. Ketersediaannya yang luas memudahkan masyarakat dari berbagai kalangan untuk mencoba dan menikmatinya.
Bahaya Kesehatan yang Perlu Diwaspadai
Sayangnya, di balik popularitasnya, latiao mengandung risiko kesehatan yang tidak boleh dianggap remeh. BPOM melaporkan bahwa produk ini mengandung bakteri Bacillus cereus, yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan seperti mual, muntah, diare, hingga keracunan makanan. Bakteri ini umumnya berkembang dalam makanan yang tidak disimpan dengan baik, terutama makanan yang rentan terhadap kontaminasi selama proses produksi atau distribusi.
Kasus keracunan latiao di berbagai daerah memicu keprihatinan publik. Karena itu, BPOM memutuskan untuk mengeluarkan larangan penjualan latiao di Indonesia sebagai langkah preventif untuk melindungi konsumen dari potensi bahaya kesehatan.
Langkah Bijak untuk Konsumen
Masyarakat disarankan untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan impor yang belum terjamin keamanannya. Sebaiknya, periksa izin edar dari BPOM sebelum membeli produk makanan tertentu. Jika Anda ragu atau melihat ada produk yang belum terdaftar atau tidak memenuhi standar keamanan, lebih baik menghindari produk tersebut demi kesehatan jangka panjang.
Dengan adanya larangan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih selektif dalam mengkonsumsi makanan dari luar negeri.
Baca Juga :