Demam berdarah Dengue Meningkat, Waspadalah
Selain focus pada kasus Covid - 19 yang belum selesai, saat ini pemerintah juga meningkatkan kewaspadaannya akan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang meningkat.
Melalui dinas kesehatan di setiap daerah, Kementrian Kesehatan meminta untuk waspada dengan kasus ini. hal ini disebabkan karena peralihan musim yang terjadi di Indonesia. Seperti yang dicatat oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) sampai Minggu ke 36, jumlah kumulatif kasus konfirmasi DBD dari Januari 2022 dilaporkan sebanyak 87.501 kasus (IR 31,38/100.000 penduduk) dan 816 kematian (CFR 0,93%).
Kenikan angka tersebut berasal dari 64 kabupaten / kota di 4 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Kalimantan Timur.
Pengertian Deman Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia. Dua nyamuk yang bisa menularkan virus ini adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Dua jenis nyamuk yang paling sering menyebarkan virus dengue ini umum ditemukan baik di dalam maupun di sekitar pemukiman. Aedes aegypti dan Aedes albopictus menggigit dan menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue, ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain, maka virus akan tersebar. Nyamuk menngigit dan menginfeksi seseorang di pagi sampai sore hari menjelang petang.
Center for Disease Control (CDC) melaporkan bahwa demam berdarah kini menjadi epidemi di berbagai Negara baik Negara maju maupun berkembang.
Gejala Demam Berdarah
Gejala yang dialami setiap orang Berbeda - beda. Kadang di beberapa orang tidak mengalami tanda atau gejala infeksi demam berdarah dengue. Namun ketika gejala benar - benar terjadi, banyak yang menyalah artikan sebagai penyakit lain Seperti flue.
Gejala yang umum terjadi antara lain :
• Demam tinggi mencapai 40 derajat Celsius
• Nyeri kepala berat
• Nyeri pada sendi, otot, dan tulang
• Nyeri pada bagian belakang mata
• Nafsu makan menurun
• Mual dan muntah
• Pembengkakan kelenjar getah bening
• Ruam kemerahan sekitar 2–5 hari setelah demam
• Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening
• Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit.
Orang yang terkena DBD bisa sembuh minimal 7 hari atau lebih, namu bisa juga menjadi butuk dan mengancam jiwa. Ini disebut demam berdarah parah, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue. Demam berdarah yang parah terjadi ketika pembuluh darah menjadi rusak dan bocor. Kondisi ini akan menyebabkan jumlah sel pembentuk gumpalan (trombosit) dalam aliran darah turun. Hal ini dapat menyebabkan syok, perdarahan internal, kegagalan organ dan bahkan kematian.
Mencegah Demam Berdarah
Terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah demam berdarah, yaitu :
- Memberantas sarang nyamuk yang dilakukan dalam dua kali pengasapan insektisida atau fogging dengan jarak 1 minggu
- Menguras tempat penampungan air 1x seminggu
- Mengurangi habitat nyamuk dengan menutup genangan air.
- Melakukan daur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti
- Mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah
- Memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah
- Menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit dikuras
- Menggunakan AC atau kelambu yang dipasang diventilasi dan tempat tidur
- Menanam tumbuhan pengusir nyamuk
- Menghentikan kebiasaan menggantung pakaian
- Menghindari wilayah daerah yang rentan terjadi infeksi
- Menggunakan krim anti-nyamuk yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET), tetapi jangan gunakan DEET pada anak di bawah 2 tahun.
Pengobatan Demam Berdarah
Hingga kini belum ada pengobatan spesifik untuk mengatasi demam berdarah. Langkah pengobatan dilakukan untuk mengatasi gejala yang muncul, serta mencegah infeksi virus semakin parah.
Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan :
- Cegah dehidrasi dengan minum air putih cukup.
- Cukup istirahat.
- Konsumsi obat penurun panas yang dianjurkan dokter;
- Menghindari konsumsi obat-obatan pereda nyeri. Hal ini dikarenakan obat-obatan tersebut dapat menimbulkan komplikasi perdarahan.
- Pantau frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar.
Baca Juga :