Hari Musik Nasional 2022 : Keragaman musik Indonesia adalah kekayaan dan aset yang harus terus dikembangkan
Dikutip dari Kemendikbud.go.id, Hari Musik Nasional tak lepas dari sosok seorang Wage Rudolf Soepratman atau WR Soepratman yang dikenal sebagai pencipta lagu kebangsaan Indonesia "Indonesia Raya".
Penetapan Hari Musik Nasional yang diperingati setiap tanggal 9 Maret diambil dari hari kelahiran WR Soepratman yang lahir 9 Maret 1903. Meskipun masih menjadi perdepatan tetang tanggal lahir WR Soepratman, Presiden Republik Indonesia keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menetapkan tanggal 9 Maret menjadi Hari Musik Nasional lewat Keputusan Presiden No. 10 Tahun 2013. Penetapan ini berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Purworejo Nomor 04/Pdt/P/2007/PN PWR pada 29 Maret 2007 yang telah disetujui oleh keluarga WR Supratman.
Dalam Keppres juga dijelaskan, musik adalah ekspresi budaya yang bersifat universal dan multi dimensional yang merepresentasikan nilai-nilai luhur kemanusiaan serta memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Pemerintah memandang perlu menetapkan Hari Musik Nasional dalam upaya meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap musik Indonesia, meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi para insan musik Indonesia, serta untuk meningkatkan prestasi yang mampu mengangkat derajat musik Indonesia secara nasional, regional dan internasional.
Sejarah Hari Musik Nasional
Lahir di Purworejo, Jawa Tengah, WR Soepratman merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara dari pasangan Djoemeno Senen Satrosoehardjo merupakan seorang tentara KNIL Belanda, pasukan kerajaan Hindia Belanda dan Siti Senen.
Tahun 1914, Soepratmen ikut kakak sulungnya bernama Roekijem ke Makassar dan bersekolah disana dengan biaya dari suami Roekijem bernama Willem van Eldik. Setelah tamat pendidikan di Normaalschool, Makassar, WR Soepratman menjadi guru di Sekolah Angka 2 disana. WR Soepratman juga mulai tertarik dengan dunia musik dan pelajaran tentang musik didapatnya dari kakak iparnya Willem van Eldik. Soepratman juga telah mahir bermain biola dan kemudian bisa menggubah lagu.
Soepratman kemudian pindah ke Bandung, dan bekerja sebagai wartawan di Harian Kaoem Moeda dan Kaoem Kita. WR Soepratman mulai tertarik pada pergerakan nasional ketika pindah ke Jakarta. Pergaulannya dengan tokoh-tokoh pergerakan kala itu semakin menumbuhkan rasa nasionalisme dalam dirinya. WR Soepratman lau menulis dan menerbitkan buku berjudul Perawan Desa. Namun, buku yang berisi tentang rasa tidak sukanya terhadap penjajah Belanda itu disita dan dilarang beredar.
Ketika tinggal di Jakarta, pada suatu kali ia membaca sebuah karangan dalam majalah Timbul. Penulis karangan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan. Soepratman tertantang, lalu mulai menggubah lagu. Pada tahun 1924 lahirlah lagu Indonesia Raya. Pada waktu itu ia berada di Bandung dan berusia 21 tahun.
Oktober 1928 di Jakarta dilangsungkan Kongres Pemuda II. Kongres itu melahirkan Sumpah Pemuda. Pada malam penutupan kongres, tanggal 28 Oktober 1928, Soepratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan peserta umum (secara intrumental dengan biola atas saran Soegondo berkaitan dengan kondisi dan situasi pada waktu itu, lihat Sugondo Djojopuspito).
Saat itulah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum. Semua yang hadir terpukau mendengarnya. Dengan cepat lagu itu terkenal di kalangan pergerakan nasional. Dan sejak saat itu lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan disetiap kongres yang diadakan oleh partai-partai politik.
Sesudah Indonesia merdeka, lagu Indonesia Raya dijadikan lagu kebangsaan, lambang persatuan bangsa. Tetapi, pencipta lagu itu, Wage Roedolf Soepratman, tidak sempat menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan. Akibat menciptakan lagu Indonesia Raya, ia selalu diburu oleh polisi Hindia Belanda, sampai jatuh sakit di Surabaya. Karena lagu ciptaannya yang terakhir "Matahari Terbit" pada awal Agustus 1938, ia ditangkap ketika menyiarkan lagu tersebut bersama pandu-pandu di NIROM Jalan Embong Malang, Surabaya dan ditahan di penjara Kalisosok, Surabaya. Ia meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938 karena sakit.
Kenangan Addie MS Bersama Twilie Orchestra
Musisi ternama. Addie MS baru-baru ini ikut menyambut Hari Musik Nasional 2022. Addie MS turut mengucapkan selamat Hari Musik Nasional, yang jatuh bertepatan pada 9 Maret 2022.
Melalui unggahan di media sosial Instagram pribadinya, Addie MS membagikan sebuah cuplikan video. Bertepatan di Hari Musik Nasional 2022 ini, Addie MS mengenang penampilan orkestra pada tahun 1991. Dari unggahan Instagram @addiems999 pada 9 Maret 2022, video yang dibagikan Addie MS menunjukkan penampilan-penampilan bersama musisi senior lainnya.
"Ketemu potongan clip Konser Pertama Twilite Orchestra 31 tahun yang lalu. Tampil alm. Oddie Agam, Regine Velasquez, Ruth Sahanaya, Harvey Malaiholo, Mus Mujiono, Aminoto Kosin dan musisi-musisi orkestra alm Amir Katamsi, alm Suryati Supilin dll. Tata suara oleh Mas Donny Hardono. Di tahun 1991 itu Bang Indra Bakrie meminta Oddie Agam menghubungiku utk menampilkan orkestra di tepi pantai Anyer di kediamannya. Kesuksesan konser malam itu membuat Bang Indra bertekad untuk melanjutkan Twilite Orchestra menjadi orkestra permanen. Siapa sangka tekad Bang Indra itu menjadikan Twilite Orchestra ini bisa terus bertahan sampai hari ini menjadi orkestra tertua di Indonesia. Alhamdulillah," tuturnya.
"Selamat Hari Musik Nasional 2022," tutup Addie MS.
Baca Juga :