Jangan Anggap Remeh Jika Mengalami Kelelahan, Bisa Jadi Itu Malaise Salah Satu Penyebab Covid-19
Covid-19 masih menjadi momok menakutkan di setiap sudut kota. Banyak negara hingga kini masih berjuang mati-matian untuk melawan virus yang masih dicari vaksinnya ini.
Tanda dan gejala umum infeksi virus corona antara lain berupa gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Sementara itu, masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.
Gejala dan masa inkubasi pada setiap orang bisa berbeda-beda. Setidaknya, ada tiga klasifikasi gejala Covid-19, yaitu: Gejala ringan, Gejala sedang dan Gejala berat. Dan gejala ringan terjadinya infeksi virus corona adalah Malaise.
Memang istilah ini masih asing bagi masyarakat awam. Namun istilah yang umum di bidang kedokteran. Menurut Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan jika malaise itu rasa lesu, lemah dan lemas. Tidak ada tenaga sama sekali untuk melakukan sesuatu.
Dicky juga menjelaskan jika malaise merupakan satu bentuk reaksi pertahanan tubuh agar tubuh beristirahat dan bisa berkonsentrasi untuk melawan penyakit yang akan masuk lagi. Malaise sendiri tidak cuma terjadi di Covid-19 tetapi semua penyakit umumnya mengalami gejala ini.
Dicky menjelaskan jika malaise dan kelelahan itu beda. Kelelahan yang dalam bahasa Inggris disebut Fatigue adalah kelelahan yang teramat sangat, kurang energi, kurang motivasi. Sedangkan malaise itu secara umum adalah perasaan lelah.
Kemudian apabila seseorang merasa mengalami malaise, kapan dia harus melakukan tes untuk mendeteksi keberadaan virus corona?
"Tinggal melihat perilakunya, katakanlah dalam dua minggu terakhir, berisiko tidak. Seperti misalnya, jarang pakai masker, sering kumpul-kumpul, kalau makan berdekatan, gowes bareng, termasuk bepergian dengan kendaraan umum," kata Dicky.
Jadi, Dicky menyebut, seseorang bisa mengukur sendiri apakah dirinya termasuk berisiko tertular Covid-19 atau tidak.
Jika merasakan gejala malaise, dan riwayat perilaku dalam dua minggu terakhir ternyata memang berisiko tinggi, maka Dicky menyarankan untuk segera mengambil tindakan. Hal pertama, yang harus dilakukan adalah, mengistirahatkan diri di tempat tinggal masing-masing, baik itu di rumah maupun di kos.
"Umumnya di Indonesia, kalau ada malaise itu disertai dengan gangguan penciuman. Dia tidak bisa mencium bau kuat, misalnya minyak kayu putih. Jika tidak sedang pilek dan kesulitan mencium bau, maka ada dugaan kuat terinfeksi Covid-19, tapi belum diagnosa," jelas Dicky.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Malaise, Salah Satu Gejala Ringan Pasien Covid-19"
Baca Juga :