Kisah Mbah Sogirah Diwisuda Saat Berumur 74 Tahun Ikut Program Erderly School
Mbah Sogirah bersama puluhan lansia mengikuti prosesi Wisuda di Pendopo Padukuhan Karet, Desa Pleret, Bantul, setelah berhasil menyelesaikan pendidikan di sekolah lansia selama satu tahun, Selasa (24/7/2019)
Kisah Mbah Sogirah Diwisuda Saat Berumur 74 Tahun, Ikut Progaram Elderly School.Sogirah melepas senyum sumringah. Pagi itu, perempuan berusia 74 tahun itu terlihat bahagia. Ia bersama 39 lansia lainnya bersolek tidak seperti biasanya. Mengenakan busana toga. Lengkap dengan topi persegi diatas kepala. Mereka hendak diwisuda.
Puluhan lansia dari Padukuhan Karet, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Bantul ini benar-benar mempraktikkan bahwa menuntut ilmu tak kenal batas usia.
Meski usianya tak bisa dikatakan muda lagi, semangat belajar tetap tinggi. Mereka berhasil menyelesaikan program elderly school atau sekolah lansia dari Indonesia Ramah Lansia (IRL).
"Kulo remen nderek sekolah teng mriki. katah rencange (Saya senang, bisa ikut sekolah disini. Banyak temannya)," kata Mbah Sogirah, menanti prosesi wisuda di pendopo Padukuhan Karet, Selasa (23/7/2019).Pembawa acara memanggil satu persatu nama wisudawan. Mereka--yang namanya dipanggil--masuk ke pendopo. Tapak langkahnya perlahan. Beberapa wisudawan bahkan ada yang kakinya buyutan.
Terpaksa harus dibantu dan memegang tiang pendopo supaya tak jatuh. Tetapi wajah mereka bahagia.Satu di antaranya adalah Sogirah.Sogirah menempuh pendidikan di elderly school selama satu tahun.Selama itu pula ia bersama puluhan lansia lainnya diberikan banyak ilmu yang bermanfaat. Antara lain tentang spritual, sosial, kebencanaan dan kesehatan.
"Sinaune sewulan sepindah. Saben tanggal sekawan, (Belajarnya satu bulan sekali. Setiap tanggal empat)," ucap dia, setelah prosesi wisuda.Sogirah bahagia sekali.Ia menunjukkan ijazah kertas yang telah tertera namanya.Wisudawan lain, Watini Aryanti mengatakan sekolah lansia yang diajarkan di Padukuhan Karet sangat berguna.Ia diajarkan bagaimana menerapkan pola hidup sehat dan pola makan yang baik untuk lansia.
Watini sendiri mengaku awalnya sulit. Namun karena bersama teman-teman lainnya ia terus semangat belajar. Harapannya supaya dihari tua bisa aktif, sehat dan produktif."Bisa bahagia dan terus berkarya," tuturnya
Prosesi wisuda 40 lansia di Padukuhan Karet, siang itu, cukup spesial.Pasalnya, selain dihadiri oleh penasihat Indonesia Ramah Lansia (IRL) Prof.Tri Budi W Rahardjo, prosesi wisuda juga disaksikan langsung oleh sejumlah delegasi lembaga pemerhati lansia tingkat dunia.
Terlihat hadir Prof. Karthryn Braun yang merupakan Presiden Of Active Aging Consortium In Asia Pasifik (ACAP) dari Amerika dan Prof. Takeo Ogawa, Presiden of Asian Aging Bussiness Center (AABC) dari Jepang.
Mereka terlibat langsung dan memindahkan tali toga para lansia yang diwisuda.Direktur IRL, Dwi Endah MPH mengatakan para aktivis pemerhati lansia tingkat dunia tersebut ingin melihat secara langsung, bagaimana proses wisuda sekolah lansia yang ada di Indonesia
"Mereka tertarik. Karena memang di negara meraka belum banyak bahkan belum ada. Makanya ingin melihat yang ada di Indonesia. Sekolah Lansia berbasis masyarakat," tuturnya. ( Tribunjogja.com | Ahmad Syarifudin )
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kisah Mbah Sogirah Diwisuda Saat Berumur 74 Tahun, Ikut Program Elderly School, https://jogja.tribunnews.com/2019/07/24/kisah-mbah-sogirah-diwisuda-saat-berumur-74-tahun-ikut-progaram-elderly-school?page=3.
Penulis: Ahmad Syarifudin
Editor: iwe
Baca Juga :