Kontroversi Buku Diet Tya Ariestya, Ahli Gizipun Akhirnya Berkomentar
Tya Ariestya sukses menurunkan berat badannya hingga 25 kg dalam kurun waktu empat bulan. Warganet pun penasaran dan ingin mengikuti jejak Tya Ariestya. Ibu dua anak itu kemudian mengabadikan perjalanannya memangkas bobot tubuhnya dalam buku yang berjudul "The Journey Of fit Tya Ariestya".
Rupanya, buku Tya Ariestya tersebut diprotes oleh sejumlah kalangan, salah satunya adalah Yulia Baltschun. Peserta MasterChef 2015 sekaligus Youtuber yang satu ini mengkritik tulisan Tya Ariestya. Hal ini ia sampaikan lewat IGTV miliknya. Ia pun meminta orang-orang agar blacklist buku Tya Ariestya tersebut.
@yuliabaltschun : "DIET TYA ARIESTYA BLACKLIST AJA! Cape deh... diet ekstrim lahir melulu ! Tahun 2021 ketika manusia harusnya lebih kritis eh... masih aja ada yg mau rela kalori defisit ekstrim demi kurus," ujar Yulia Baltschun.
Namun tak hanya Yulia saja yang protes, di twitter pun viral dan dibahas oleh akun @gizipedia_ia. Menurut akun tersebut buku diet tersebut justru menuai kontroversi karena beberapa keterangan di dalamnya dianggap tak sesuai gaya hidup sehat. Salah satu yang paling krusial adalah 'tanpa makan sayuran' hingga membuat komentar ahli gizi dan ramai di Twitter.
Dalam cuitannya akun dengan nama @gizipedia_ia menulis tentang beberapa pasiennya yang bertanya apakah sayur bisa membuat gemuk. Akun Gizipedia yang kerap membahas soal gizi dan kesehatan ini dikelola oleh tiga ahli gizi yaitu Hafizha Anisa, S.Gz, Yusrina Husnul, S.Gz dan Ayu Fauziyyah, S.Gz. Ketiganya kini sedang menjalani pendidikan profesi dan magister gizi.
"Awalnya bingung kenapa beberapa pasien mulai tanya, "Mba, emang sayuran bikin gemuk ya?" respon pertama, terpikir paling tabu budaya biasa pada beberapa orang. Makin lama, tambah banyak pertanyaan serupa. lalu ketemulah salah satu penyebabnya. Yaitu sebuah buku diet yang viral," tulis akun @gizipedia_id dikutip dari twitter, Rabu (3/3/2021).
Dalam cuitannya, akun tersebut mengaku awalnya tidak berharap cuitannya menjadi viral, dia hanya bermaksud meluruskan beberapa pandangan agar masyarakat awam tak salah paham dan meniru tak makan sayur. Termasuk juga tak mengikuti diet yang terlalu ekstrem.
Diet yang dijalani Tya dan dibagikan lewat buku dianggap memunculkan beberapa kesalahpahaman soal gizi yang perlu diluruskan. Setidaknya ada lima hal yang disoroti dari buku tersebut, antara lain:
1. Sayuran dianggap menghambat penurunan berat badan
Beberapa poin yang disoroti adalah bagaimana buku tersebut menulis bahwa makanan berserat seperti sayur bisa mengganggu bakteri baik dalam tubuh dan bakteri baik yang terganggu tidak menyerap nutrisi penting dari lambung dan usus. Kemudian, makanan berserat disebut menyebabkan perut kembung dan diare pada beberapa orang. Menurut @gizipedia_id, buku tersebut juga menyebut sayur mentah dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Anekdot ini bisa membuat seseorang menjalani diet ketat tanpa makan sayur. Dia pun memaparkan apa efek buruk diet tersebut yaitu sembelit, rambut rontok, sariawan, kulit pucat, lemas dan lainnya. Paling parah efek dari diet yang tidak benar bisa memicu infeksi pencernaan hingga kanker kolorektal.
Hal ini pun membuat para ahli gizi merasa kecewa karena selama ini masyarakat Indonesia mati-matian diedukasi soal pentingnya serat dan gizi dalam sayuran. Bahkan cara kerja serat pangan yang dijelaskan dalam buku tersebut salah, bahwa sayuran, makanan berserat mengganggu bakteri baik dalam tubuh dan menyebabkan perut kembung.
2. Boleh bebas makan garam
Utas tersebut juga menyoroti pembahasan dalam buku yang menuliskan ayam fillet tanpa kulit boleh dimakan dengan bumbu apapun, termasuk bebas menggunakan garam. Padahal, Kementerian Kesehatan RI sudah mengeluarkan pedoman konsumsi gula, garam dan lemak, di mana konsumsi garam harian hanya boleh satu sendok teh atau setara 2.000 miligram natrium.
3. Menu diet murah
@gizipedia_id menyoroti harga menu satu kali makan yang tertulis dalam buku Tya hanya Rp 4.350 saja. Angka tersebut dianggap tidak realistis jika disesuaikan dengan perencanaan makan yang tercantum, yaitu termasuk menyertakan multivitamin, omega 3 dan biskuit diet, termasuk konsultasi dokter.
4. Diet rendah kalori
Salah satu menu makanan yang disoroti adalah menu yang dirancang pada 19 Oktober 2020, di mana asupan kalori hariannya kurang dari 500 kalori. Di sisi lain, Very Low Calorie Diet (VLCD) atau pola diet yang sangat rendah kalori tersebut dinilai tidak baik untuk kesehatan jika dilakukan dalam jangka panjang.
@gizipedia_id menganggap apa yang disampaikan lewat buku dan video YouTube tersebut seperti menyamaratakan proses diet untuk semua orang. Padahal, metabolisme tubuh orang berbeda-beda, sehingga pola diet yang sukses untuk seseorang belum tentu cocok untuk orang lainnya.
Baca Juga :