Sejarah Dan Tradisi Cap Go Meh 2021
Cap Go Meh 2021 adalah perayaan yang dilakukan 15 hari setelah Imlek atau Tahun Baru Cina 2021. Pada tahun ini, Cap Go Meh akan tiba pada tanggal 26 Februari 2021, 15 hari setelah Imlek pada 12 Februari 2021.
Kata Cap Go Meh berasal dari dialek Tiociu atau Hokkien, “Cap Go” yang artinya “lima belas” dan “Meh” artinya “malam”. Seperti namanya, perayaan itu secara harfiah berarti "malam kelima belas" sejak Tahun Baru Imlek.
Tahun Baru Imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama dalam sistem kalender Cina dan diakhiri dengan Cap Go Meh pada hari kelima belas. Cap Go Meh tidak hanya dirayakan di Indonesia, tetapi di negara lain Cap Go Meh dikenal sebagai Festival Lantera atau Festival Lampion.
Di negeri asal Cina, Cap Go Meh disebut Yuanxiao atau Shangyuan dan Yuen Siu di Hong Kong. Perayaan Cap Go Meh di Cina pada zaman dahulu diselenggarakan secara khusus dan tertutup. Tidak setiap orang bisa mengikuti acara tahunan ini, hanya bagi keluarga istana dan kalangan tertentu saja. Semula, perayaan ini dilakukan untuk menghormati Dewa Thai Yai, dewa tertinggi dalam tradisi Dinasti Han (206 SM-221 M).
Jika imlek yang dirayakan dengan sembahyang ke kelenteng untuk memanjatkan doa keselamatan dan keberkahan. Kemudian dilanjutkan dengan berkumpul dan makan bersama keluarga. Saat Cap Go Meh, orang-orang membawa persembahan berupa kue keranjang dan melakukan sembahyang untuk mengucap syukur dan memohon keselamatan. Kemudian ada acara makan kue keranjang yang bisa dimakan langsung atau digoreng, serta dibagi-bagikan secara gratis untuk warga sekitar.
Ada beberapa makanan yang selalu hadir saat perayaan Cap Go Meh.
1. Tangyuan
Makanan khas Cap Go Meh adalah Tangyuan. Bola-bola ketan yang kenyal, manis, dan berwarna-warni, bagi sebagian besar keluarga Tionghoa sangat penting dihidangkan saat Cap Go Meh. Dilansir Asian Inspirations, Tangyuan juga dikenal sebagai "Yuanxiao", bola ketan yang direndam dalam air mendidih atau sirup manis. Bentuknya bulat seperti bulan, dan disajikan dalam mangkuk bundar, Tangyuan juga melambangkan persatuan keluarga bagi keluarga Tionghoa di seluruh dunia.
Untuk sajian yang telah melewati beberapa abad keluarga Tionghoa, asal muasal sajian tangyuan memiliki cerita rakyat tersendiri. Salah satu versi paling populer dari cerita asal tangyuan adalah tentang seorang pelayan wanita bernama Yuan Xiao, di Dinasti Han.
Yuan Xiao dibawa dari rumah ketika dia masih sangat muda dan diberikan untuk melayani di istana kaisar. Dia sangat merindukan orang tuanya dan selalu ingin mengunjungi mereka, tetapi dia tidak diizinkan untuk meninggalkan istana.
Salah satu menteri dinasti Han mengetahui hal ini dan dia berjanji untuk membantunya. Dia memintanya untuk membuat banyak Tangyuan untuk menyembah Dewa pada hari kelima belas bulan pertama kalender Cina.
Yuan Xiao membuat tangyuan terbaik yang dia bisa. Kaisar sangat terkesan dengan usaha yang dia lakukan untuk membuat tangyuan, sehingga dia mengizinkannya mengunjungi orang tuanya dan juga mengganti nama Tangyuan menjadi Yuanxiao untuk menghormatinya.
Tanggal lima belas bulan pertama kalender Tiongkok juga dianggap sebagai festival Yuanxiao. Ini juga merupakan simbol reuni keluarga dengan keluarganya dan karenanya tangyuan disantap selama Festival Lampion.
2. Lontong Cap Go Meh
Di Indonesia, hidangan umum yang biasanya disajikan saat Cap Go Meh termasuk Lontong Cap Go Meh. Lontong Cap Go Meh merupakan masakan adaptasi peranakan Tionghoa Indonesia terhadap masakan Indonesia, tepatnya masakan Jawa.
Hidangan ini terdiri dari lontong yang disajikan dengan opor ayam, sayur lodeh, sambal goreng hati, acar, telur pindang, abon sapi, bubuk koya, sambal, dan kerupuk. Lontong Cap Go Meh biasanya disantap keluarga Tionghoa Indonesia pada saat perayaan Cap Go Meh, yaitu empat belas hari setelah imlek atau tepatnya hari kelima belas bulan 1 penanggalan imlek.
Untuk merayakan Imlek, saat Cap Go Meh, kaum peranakan Jawa mengganti hidangan yuanxiao (bola-bola tepung beras) dengan lontong yang disertai berbagai hidangan tradisional Jawa yang kaya rasa, seperti opor ayam dan sambal goreng. Dipercaya bahwa hidangan ini melambangkan asimilasi atau semangat pembauran antara kaum pendatang Tionghoa dengan penduduk pribumi di Jawa.
Selain itu, Lontong Cap Go Meh juga mengandung perlambang keberuntungan, misalnya lontong yang padat dianggap berlawanan dengan bubur yang encer.
Onde-onde juga memiliki makna harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Kemudian permukaaan onde-onde yang tertutup banyak wijen menjadi perlambang keberuntungan. Menyajikan dan menyantap onde-onde saat cap go meh sudah mulai dilakukan sejak masa Dinasti Song di periode tahun 960-1279 Masehi.
Baca Juga :