Skinny Fat, Kurus yang Tidak Sehat
Banyak orang, wanita terutama menambakan badan yang kurus. karena menurut kebanyakan orang, kurus itu badan ideal dan menganggap sehat. Kenyataannya orang dengan badan kurus belum tentu memiliki kondisi kesehatan yang baik. Meski berbadan kruus bukan berarti tidak memiliki lemak. Hal ini dinamakan skinny fat.
Apa itu Skinny Fat?
Skinny fat adalah kondisi ketika seseorang memiliki berat badan yang normal, tetapi mempunyai kadar lemak yang tinggi. Kondisi yang juga dikenal normal weight obesity ini memiliki risiko penyakit serupa kondisi obesitas pada umumnya.
Artinya, jenis obesitas ini memperlihatkan bahwa Anda kurus dan gemuk pada waktu yang bersamaan. Orang yang termasuk skinny fat umumnya mempunyai indeks massa tubuh yang normal, yaitu berkisar antara 18 – 25 kilogram/meter persegi. Bahkan, kadar lemak tubuh mereka juga masih dalam kisaran dengan normal. Hanya saja, pemeriksaan MRI menunjukkan lemak di beberapa bagian tubuh, terutama bagian perut.
Mitos Seputar Skinny Fat
Seseorang yang mengalami skinny fat biasanya memiliki sejumlah besar lemak visceral dan mungkin tak memiliki banyak massa otot. Dikutip dari Insider, lemak visceral yakni lemak yang ada di sekitar area perut.
Mereka yang mengalami skinny fat memiliki masalah kesehatan berupa metabolisme yang buruk yang berdampak pada berbagai risiko penyakit lain yakni:
-
Risiko diabetes tipe 2
-
Penyakit jantung
-
Tekanan darah tinggi
Kondisi ini dinilai cukup berbahaya karena dapat meningkatkan beragam gangguan kesehatan. Nah, tidak ada salahnya ketahui mitos yang beredar seputar skinny fat agar kamu mengetahui fakta yang sesungguhnya dari kondisi ini.
1. Kurus Artinya Sehat
Tahukah kamu bahwa kondisi skinny fat sama berbahaya dengan obesitas? Nyatanya, seseorang yang memiliki badan kurus artinya belum tentu sehat. Melansir Women’s Health, seseorang yang mengalami kondisi skinny fat nyatanya sama memiliki risiko gangguan kesehatan yang serupa dengan seseorang yang mengalami obesitas. Lemak pada tubuh skinny fat akan meningkatkan risiko gangguan kesehatan yang cukup parah, seperti diabetes, kanker, penyakit hati, jantung, hingga penurunan kualitas otak.
2. Pengidap Skinny Fat Rutin Olahraga
Seseorang yang rutin melakukan olahraga tentunya dapat memiliki berat badan yang ideal. Namun, orang-orang dengan kondisi skinny fat, meskipun kurus, nyatanya mereka tidak rutin melakukan olahraga. Jarang melakukan olahraga membuat lemak dalam tubuh sulit dibakar sehingga terjadi penumpukan pada beberapa bagian tubuh, misalnya perut yang menjadi buncit dan paha yang besar.
3. Skinny Fat Selalu Mengonsumsi Makanan Sehat
Jika kamu masih mengonsumsi makanan junk food secara rutin tetapi masih bisa memiliki badan yang kurus, sebaiknya waspada kondisi ini. Seseorang dengan kondisi skinny fat bisa mengonsumsi makanan cepat saji maupun minuman bersoda tanpa menambah berat badan.
Namun, kondisi ini dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit, seperti penyakit jantung, penyakit diabetes, dan juga memicu penyakit kanker. Untuk itu, lakukan pola makan sehat agar kamu terhindar dari kondisi skinny fat dan juga gangguan kesehatan lainnya.
Penyebab Skinny Fat
Beberapa orang secara genetik mungkin memiliki kecenderungan untuk memiliki presentase lemak lebih tinggi dan otot lebih sedikit. Faktor penyebab yang lain adalah terkait dengan olahraga, nutrisi, usia serta kadar hormon.
Seseorang yang memiliki gaya hidup tak banyak bergerak, meningkatkan risiko massa otot rendah namun jumlah lemak tinggi. Selain itu, terlalu banyak makanan olahan dan kurangnya makan sayur dan buah juga berisiko menyebabkan skinny fat. Masalah ketidakseimbangan hormon seperti esterogen juga bisa menyebabkan hal ini.
Di bawah ini sejumlah hal yang dapat membuatmu menjadi skinny fat akibat penumpukan lemak viseral.
1. Pola makan tidak sehat
Sama seperti penyebab kegemukan pada umumnya, penumpukan lemak viseral dapat terjadi akibat pola makan yang tidak sehat. Terkadang kamu merasa porsi makanan yang dikonsumsi tidak besar. Namun, apa yang kamu makan justru berpengaruh banyak.
Contohnya penggemar minuman bersoda memiliki risiko lebih besar mengalami peningkatan jumlah lemak viseral. Pasalnya, soda mengandung pemanis buatan yang merupakan senyawa kimia asing bagi tubuh.
Semakin banyak kamu mengonsumsi pemanis buatan, laju metabolisme akan terganggu. Hal ini juga berlaku untuk minuman dan makanan manis lainnya yang bisa membuatmu tampak kurus, tetapi sebenarnya gemuk, alias skinny fat.
2. Jenis olahraga yang salah
Penyebab skinny fat lainnya yaitu melakukan jenis olahraga yang salah. Rutin berolahraga memang baik untuk menurunkan berat badan dan mencegah terjadinya obesitas.
Sayangnya, salah pilih jenis olahraga justru menghambat pembakaran lemak perut. Oleh sebab itu, kombinasi olahraga kardio dan angkat beban merupakan jenis olahraga yang tepat untuk membentuk otot.
Normal weight obesity disebabkan oleh terlalu banyak lemak dengan jumlah otot yang sedikit. Oleh sebab itu semakin banyak otot yang terbentuk, semakin mudah tubuh membakar kalori, termasuk lemak viseral.
3. Sering mencoba diet menurunkan berat badan
Tidak semua diet yang sedang trend saat ini harus kamu coba. Alih-alih mendapatkan tubuh yang ideal, kamu justru berisiko mengalami skinny fat, terlebih ketika tidak dibarengi dengan olahraga.
Pada saat menjalani diet, tubuh akan kehilangan lemak mulai dari bagian atas hingga ke bagian bawah tubuh. Sayangnya, lemak perut merupakan jenis lemak yang terakhir terbakar ketika berdiet.
Terlalu sering berdiet justru dicurigai dapat memengaruhi cara tubuh menyimpan lemak dan lemak viseral. Bila kamu ingin memulai diet sehat, silakan diskusikan dengan ahli diet.
Cara mengatasi skinny fat
-
Lakukan pola makan seimbang dengan mengurangi asupan gula dan penuhi asupan yang dibutuhkan. Perhatikan beberapa nutrisi yang sebaiknya kamu penuhi, seperti protein, lemak sehat, dan juga karbohidrat. Jangan lupa untuk konsumsi sayuran secara rutin.
-
Jangan lupa untuk melakukan olahraga secara rutin. Pilihlah melakukan olahraga ringan untuk memulai kebiasaan ini. Kamu bisa memulai setiap hari selama 30 menit.
-
Penuhi kebutuhan istirahat setiap harinya.
Baca Juga :