Tingkat Polusi Mempengaruhi Perkembangan Anak
Kualitas udara yang buruk di Indonesia, khususnya daerah Jakarta sekitarnya telah menjadi bahan perdebatan hebat, karena disebutkan menjadi kota dengan polusi udara tercemar nomor 3 di dunia. Tentunya kondisi ini memberikan dampak negatif terhadap kesehatan anak, seperti infeksi saluran pernafasan, pneumonia, kekambuhan asma dan dermatitis atopik pada anak. Penyakit asma yang ditandai mengi, batuk, dada terasa berat, ekspirasi memanjang, dan sesak napas, dikategorikan sebagai atopik.
Jenis atopik lain yang sering dikaitkan dengan kondisi udara yang jelek adalah Dermatitis Atopik-alergi atau sering disebut eksim kulit, yang merupakan penyakit radang kulit yang tidak menular dan bisa kambuh secara berkala.
Disebutkan 50% dari Dermatitis Atopik ini berhubungan dengan dengan alergi lain, serta 85% anak pernah mengalami dermatitis atopik pada usia 5 tahun pertama dengan derajat berbeda.
Umumnya, episode pertama terjadi sebelum Si Kecil berusia 1 tahun, yang selanjutnya bisa hilang dan timbul kembali. Prevalensi jenis kulit Dermatitis Atopik pada anak diperkirakan mencapai 10%-20%, sementara pada orang dewasa sekitar 1%-3%.
Penyebab Dermatitis Atopik masih belum dikenali dengan pasti namun 50% penyebabnya berasal dari faktor eksternal seperti kondisi lingkungan sekitar seperti kondisi udara terlalu kering, udara berasap dan berdebu serta bahan pencetus iritasi kulit seperti jenis sabun atau deterjen tertentu, debu, rumput serta serbuk dari tumbuhan berbunga (pollen).
Untuk alergi seperti asma dan Dermatitis Atopik dapat dicegah-dihindari-kurangi keluhan yan muncul seperti mengindentifikasi orangtua yang punya riwayat Atopic, menghindari allergen, kalau itu polusi udara (anak jangan terlalu lama main di luar udara berpolusi, asap debu, pakai masker, kaca mobil ditutup dan lain-lain).
Artikel Asli : https://www.tribunnews.com/kalbe-health-corner/2019/08/12/kondisi-udara-yang-buruk-tingkatkan-risiko-alergi-anak
Baca Juga :