Virus Corona Meneror Dunia
Baru-baru saja ditemukan virus jenis baru yang telah memakan banyak korban di China. Virus Corona yang pertama kali terdeksi di kota Wuhan China ini telah menimbulkan lebih dari 500 kasus dan 17 orang meninggal.
Dari sebuah penelitian Virus Corona yang diberi kode 2019-nCOV kemungkinan besar berasal dari ular kobra (Naja atra) dan krait (Bungarus multicinctus). Penelitian tersebut menganalisis sekuens genetika dari 2019-nCoV dan membandingkannya dengan 200 jenis virus corona lain di seluruh dunia. Hasil analisis dipublikasikan di Journal of Medical Virology.
Para peneliti juga memberi catatan bahwa ular merupakan salah satu hewan yang dijual di Huanan Seafood Wholesale Market, Wuhan.Dan akhirnya pasar tersebut ditutup 1 januari 20202 untuk sanitasi dan desinfekasi. Pada beberapa kasus awal, pasien bekerja atau berkunjung ke pasar tersebut sebelum akhirnya sakit. Temuan ini masih harus dikonfirmasi dengan lebih banyak studi pada binatang.
Virus corona yang mewabah di Wuhan, China, sudah menyebar ke beberapa negara lain seperti Thailand, Hongkong, Korea Selatan, Vietnam, dan Singapura. Setelah melakukan penelitian dan investigas kesehatan, Komisi Nasional Kesehatan China menyebut virus corona baru ini dapat menyebar antarmanusia.
Dikarenan adanya 30 penerbangan ke Indonesia dari China, Kementrian Kesehatan meningkatkan kesiagaan baik di pintu masuk negara dan fasilitas kesehatan.
"Kemenkes sudah menetapkan 100 rumah sakit rujukan untuk infeksi emerging. Diharapkan 100 RS ini sudah harus memiliki sarana dan prasarana sesuai standar untuk menangani kasus emerging karena pernah menangani kasus flu burung," tutur Direktur Survailans dan Karantina Kesehatan Kemenkes, drg Vensya Sitohang, MEpid, saat dijumpai di Kantor Kemenkes RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2020).
Meski WHO belum menetapkan virus corona sebagai public health emergency international concern, drg Viensya menyebut Indonesia telah siap dalam menangani kasus kegawatdaruratan dan pandemi dalam kaitannya dengan pneumonia China.
"Kita sudah pengalaman ya waktu flu burung, kita siagakan 100 rumah sakit dan itu kita surati lagi agar mereka melakukan kesiapsiagaan dan simulasi ulang jika ada pasien nCov yang datang ke RS itu," pungkasnya.
Baca Juga :