7 Juli Sebagai hari Coklat Sedunia, Lalu Bagaimanakah Sejarahnya?
Bagi warga negara Indonesia mungkin masih terasa aneh ditelinga, entah tidak tahu atau memang tidak terlalu peduli dengan tanggal 7 Juli ini.
Disebagaia dunia hari ini diperingati sebagai Hari Cokelat Sedunia 2021 atau Hari Cokelat Internasional yang jatuh pada 7 Juli 2021. Hari itu adalah perayaan global tahunan cokelat, yang memungkinkan orang untuk menikmati dan menikmatinya.
Pada hari ini, para pecinta cokelat dari seluruh penjuru menikmati berbagai jenis cokelat atau membuat beberapa hidangan dengannya seperti kue, kue kering, brownies , cokelat panas atau mousse cokelat.
Selain itu, orang-orang juga memberi orang yang mereka cintai cokelat favorit mereka untuk memberi tahu mereka betapa istimewanya mereka.
Sejarah Hari Cokelat Sedunia
Hari Cokelat Sedunia pertama kali dirayakan pada tahun 2009. Namun, beberapa orang bahkan percaya bahwa orang mulai menandai 7 Juli sebagai Hari Cokelat Internasional karena itu adalah hari ketika cokelat pertama kali diperkenalkan ke Eropa pada tahun 1550.
Mengutip days of the year, sejarah cokelat dimulai sejak 2500 tahun yang lalu. Sebelum dikenal sebagai makanan yang enak, biji kakao (bahan pembuatan cokelat) juga digunakan oleh suku Aztec dan Maya sebagai mata uang.
Suku Aztec menyukai cokelat cair yang baru ditemukan sejauh mereka percaya bahwa dewa kebijaksanaan, Quetzalcoatl, secara harfiah memberikannya kepada mereka. Namun dulunya, cokelat memilliki rasa yang pahit. Pasalnya dulu, cokelat belum diberi tambahan gula ke dalamnya.
Cokelat berubah jadi manis dan menjadi lambang makanan manis sejak abad-16 di Eropa. Banyak perusahaan cokelat masa kini mulai beroperasi pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Cadbury dimulai di Inggris pada tahun 1868. Dan 25 tahun kemudian Milton S. Hershey.
Di Indonesia sendiri perkebunan kakao sebetulnya sudah ada sejak zaman Hindia Belanda. Tepatnya sejak tahun 1880-an. Namun bukan Belanda yang pertama kali membawa kakao ke Indonesia. Melainkan Spanyol melalui negara koloninya, Filipina. Mereka mulai membudidayakan pohon kokoa sejak tahun 1560.
Sejarawan kuliner sekaligus dosen Departemen Sejarah Universitas Padjajaran, Fadly Rahman dalam laman Kompas.com menyebut bahwa pemerintah Belanda saat itu masih fokus menggarap kopi dan teh saja.
Sayangnya, tanaman kopi dan teh yang mereka budidaya rusak akibat hama penyakit. Hingga akhirnya, mereka menanam pohon kakao sebagai komoditas lain. Sejak saat itu, sekitar 1880, Belanda fokus membudidayakan kakao. Bahkan, pada 1938 sudah ada 29 perkebunan kakao di Hindia Belanda. Perkebunan tersebut lantas dinasionalisasi menjadi milik Indonesia pasca kemerdekaan.
Baca Juga :