Robert Baden Powell, Bapak Pramuka Dunia : selalu mencoba sehingga ketika tiba waktunya, dunia yang kita tinggalkan telah menjadi lebih baik daripada ketika kit
Di setiap tahunnya, tanggal 22 Februari selalu diperingati sebagai Hari Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau Baden Powell. Peringatan tersebut digelar untuk merayakan hari ulang tahun Bapak Pandu Dunia tersebut. Di mana, Baden Powell dilahirkan pada 22 Februari 1857. Dan hari ini adalah peringatan yang ke-164 tahun.
Seperti yang dijelaskan dalam SCOUT Creating A Better World Robert Stephenson Smyth Baden-Powell atau yang lebih dikenal sebagai Baden-Powell, dilahirkan di Paddington, London, pada tanggal 22 Februari 1857. Dia adalah anak ke-8 dari 10 bersaudara. Ayahnya bernama Baden, seorang profesor di Universitas Oxford dan ibunya bernama Henrietta Powell. Ayahnya meninggal ketika Baden-Powell masih berusia tiga tahun sehingga keluarganya harus menghadapi kehidupan yang lebih sulit.
Baden-Powell pertama kali mendapatkan pendidikan dari ibunya sebelum akhirnya mengenyam pendidikan di Rose Hill School. Disinilah dia mendapatkan beasiswa ke Charterhouse School. Baden-Powell selalu ingin mempelajari keahlian baru dan bermain piano serta biola. Selama berada di Chaterhouse, dia mengeksploitasi minatnya dalam seni kepanduan dan kerajinan kayu.
Baden-Powell biasanya bersembunyi dari guru-gurunya di hutan di sekitar sekolah dan juga untuk berburu kelinci untuk dimasak. Ketika memasak, dia berhati-hati supaya keberadaannya tidak diketahui melalui asap masakannya. Ketika masa liburan, dia selalu berpetualang bersama beberapa saudara laki-lakinya. Pada satu saat, mereka berekspedisi dengan sebuah kapal di pesisir Selatan Inggris. Di masa liburan lain, mereka menyusuri sungai Thames dengan menggunakan kano. Di semua petualangan ini, Baden-Powell mempelajari seni dan kerajinan yang akhirnya akan berguna di kehidupan profesionalnya.
Baden-Powell tidak dikenal sebagai siswa yang selalu mendapatkan nilai terbaik. Dia sebaliknya malah mengikuti ujian masuk tentara dan mendapatkan ranking kedua dari beberapa ratus pelamar. Dia ditugaskan di 13th Hussars memotong jalur pembentukan pelatihan perwira. Setelah itu, dia bahkan mendapatkan gelar Kolonel Kehormatan.
Kehidupan Militer
Pada tahun 1876, Baden-Powell pergi ke India sebagai seorang tentara muda dengan spesialisasi pengintaian, pembuatan peta dan pemeriksaan. Dia kemudian diminta melatih para tentara lainnya. Metode Baden-Powell pada saat itu dianggap tidak biasa; unit kecil atau patroli yang bekerja sama di bawah satu pemimpin, dan memberikan penghargaan khusus bagi mereka yang melakukan tugasnya dengan baik. Baden-Powell memberikan penghargaan berupa lencana yang mirip dengan rancangan tradisional kompas dengan jarum menunjuk ke arah Selatan untuk yang berhasil menyelesaikan pelatihan. Lencana Pramuka universal saat ini memiliki model yang sama.
Setelah itu, dia ditugaskan di Balkan, Afrika Selatan, dan Malta. Dia kembali ke Afrika untuk membantu mempertahankan kota Mafeking selama masa pengepungan, 217 hari, di awal terjadinya Perang Boer. Pada saat itu, keahlian pengintaian Baden-Powell sangatlah diuji. Para tentara muda yang sangat berani dan memiliki banyak daya akal memberikan kesan yang mendalam bagi Baden-Powell. Sebaliknya, apa yang sudah dia lakukan di Inggris juga meninggalkan kesan yang abadi.
Baden-Powell kembali ke Inggris pada tahun 1903 dan menyadari bahwa dirinya dianggap sebagai pahlawan nasional. Dia juga melihat bagaimana buku panduan yang dia tulis untuk para tentara ("Aids to Scouting" atau “Bantuan untuk Kepanduan”) telah digunakan oleh pemimpin pemuda dan para guru dalam mengajarkan observasi dan kerajinan kayu.
Dia mulai menjadi pembicara di beberapa pertemuan dan rapat umum. Pada saat dia mengikuti pertemuan Boys' Brigade, Sir Wiliam Smith, pendirinya, meminta Baden-Powell untuk membuat skema dengan kegiatan yang lebih variatif dalam pelatihan anggota untuk menjadi warga negara yang baik.
Awal Mula Gerakan Kepanduan
Baden-Powell mulai menulis ulang “Bantuan untuk Kepanduan” untuk pembaca dengan usia lebih muda. Pada tahun 1907, dia mengadakan perkemahan eksperimental di pulau Brownsea di Dorset untuk mengujicobakan ide-idenya. Di perkemahan ini, dia berhasil mengumpulkan 22 anak laki-laki, beberapa diantaranya datang dari sekolah swasta dan yang lainnya datang dari golongan kelas pekerja. Ini dianggap sebagai awal mula Gerakan Kepanduan.
“Kepanduan untuk Anak Laki-Laki” dipublikasikan pada tahun 1908 setiap dua minggu sekali dalam enam bagian. Sejak itu muncullah beberapa kelompok Patroli Pramuka yang terdiri dari sejumlah anak laki-laki yang ingin mencoba ide-ide dalam buku tersebut. Yang awalnya hanya merupakan alat Bantu pelatihan untuk organisasi yang sudah berdiri akhirnya justru menjadi buku panduan bagi Gerakan baru yang mendunia. Buku “Kepanduan untuk Anak Laki-Laki” sampai saat ini telah diterjemahkan ke semua bahasa utama di dunia.
Kelompok Pramuka mulai bermunculan di beberapa negara. Pada bulan September 1908, Baden-Powell harus mendirikan sebuah kantor untuk menangani banyak pertanyaan yang diterimanya. Kepanduan tersebar dengan cepat di seluruh dunia.
Baden-Powell pensiun dari kemiliteran pada tahun 1910, pada usia 53, sesuai saran Raja Edward VII yang memberitahukan bahwa Baden-Powell akan lebih melayani negaranya dengan Gerakan Pramuka apabila dia sudah tidak berada dalam kemiliteran.
Dia sekarang dapat mencurahkan sepenuhnya antusiasme dan energinya untuk mengembangkan Boy Scouting dan Girl Guiding. Dia bepergian ke seluruh dunia untuk mendorong pertumbuhan dan memberikan inspirasi.
Pada tahun 1912, Baden-Powell menikahi Olave Soames yang terus mendampingi dan memberikan bantuan serta sangat terlibat dalam Pembimbingan dan Kepanduan. Mereka memiliki tiga orang anak (Peter, Heather dan Betty). Lady Olave Baden-Powell nantinya akan dikenal sebagai Pimpinan Pembimbing Dunia.
Jambore Kepanduan Dunia pertama kali diadakan di Olympia, London, pada tahun 1920. Pada saat acara penutupan, Baden-Powell dipilih dengan suara bulat sebagai Pimpinan Pramuka Dunia.
Pada Jambore dunia ke-3, yang juga diadakan di Inggris, Prince of Wales mengumumkan akan diberikan gelar bangsawan oleh H.M.the King. Baden-Powell mengambil gelar Lord Baden-Powell of Gilwell; Gilwell Park adalah pusat pelatihan internasional yang diciptakannya untuk para pembina Pramuka.
Baden-Powell sudah menulis kurang lebih 32 buku. Dia menerima gelar kehormatan dari enam universitas. Sebagai tambahan, Baden-Powell juga mendapatkan 28 penghargaan asing serta 19 penghargaan Pramuka dari seluruh dunia.
Pada tahun 1938, Baden-Powell jatuh sakit dan memutuskan untuk kembali ke Afrika yang memiliki arti mendalam untuk hidupnya. Dia memutuskan untuk memasuki masa semi-pensiun di Nyeri, Kenya. Di tempat itu, Baden-Powell tidak bisa mengekang energinya dan kembali menulis buku dan membuat sketsa.
Pada tanggal 8 Januari 1941, pada usia 83 tahun, Baden-Powell meninggal dunia. Tempat peristirahatan terakhirnya adalah sebuah makam kecil di Nyeri dengan pemandangan Gunung Kenya. Di batu nisannya tertulis “Robert Baden-Powell, Pimpinan Pramuka Dunia” dan dikelilingi oleh lencana Boy Scout dan Girl Guide. Lady Olave Baden-Powell melanjutkan pekerjaan suaminya, mempromosikan Kepramukaan dan Kepanduan Pemudi ke seluruh dunia sampai beliau meninggal dunia pada tahun 1977. Abu Lady Olave dimakamkan menjadi satu dengan makam suaminya di Nyeri, Kenya.
Baden-Powell sudah menyiapkan pesan perpisahan untuk para anggota Pramuka yang dipublikasikan setelah kepergiannya. Nasihatnya yang berisi: “selalu mencoba sehingga ketika tiba waktunya, dunia yang kita tinggalkan telah menjadi lebih baik daripada ketika kita dilahirkan,” masih sangat relevan untuk anak muda di seluruh dunia saat ini.
Baca Juga :